Senin, 09 Juli 2012


Hikmah di Balik  Bulan Ramadhan

*• ♥.*•.¸¸¸ ¸
♥♥˚•. •.¸ ¸.•'´• ˚.♥♥♥♥˚•.•.¸ ¸.•♥♥
Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh 
 ~.::**::.~*::.~
Sahabat saudaraku fillah..Yang di Rahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bulan yang penuh berkah dan sarat akan pahala,sebentar lagi akan menyapa kita. Bulan ramadhan yang kita rindukan banyak mengandung hikmah, dimana shaum yang kita laksanakan adalah membersihkan rohani dan jasmani kita.

Dengan shaum yang kita laksanakan akan menanamkan perasaan melatih kesabaran, menumbuhkan sikap disiplin,ikhlas,  kasih sayang dan mencintai fakir miskin,terhindar dari sifat-sifat tercela seperti tamak dan rakus terlebih menumbuhkan rasa percaya diri.disamping itu juga  dengan shaum kesehatan kita akan stabil.

Hikmah yang terkandung di bulan ramadhan juga terkabulnya doa, dan permohonan hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dimana di bulan yang penuh berkah ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi fasilitas, dan keistimewaan bagi orang-orang yang malaksanakan shaum,yaitu dengan diterima dan dikabulkannya segala doa.      

Telah kita ketahui bersama bahwa Doa adalah merupakan Ibadah dan bentuk pengabdian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semakin sering kita memohon dan meminta doa, Semakin banyak pula Allah Subhanahu wa Ta’ala’ memberi dan mengabulkan doa.

Berdoa boleh dilakukan kapan saja,dimana saja,  akan tetapi  di bulan ramadhan adalah saat yang tepat (mustajab),karena Allahu Subhanahu wa Ta’ala menyediakan saat-saat yang tepat dan cepat terkabulnya doa kepada hamba-hamba yang memohon segala harapannya kepada Allah Subhanu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

 “Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang keberadaan-Ku,Maka jawabalah bahwa AKU sangat dekat dan AKU Mengabulkan Doa orang-orang yang berdoa kepada-Ku,maka hendaklah mereka itu melaksanakan Perintah-Ku dan Beriman kepada-Ku,agar mereka selalu dalam kebenaran.”(Q.S. Al Baqarah : 186).

Ayat diatas  mengandung makna yang terselip diantara ayat yang menjelaskan tentang shaum, yang  tidak  lain mengandung suatu maksud dan rahasia bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keistimewaaan dan fasilitas bagi yang melaksanakan shaum di bulan ramadhan.

Pada prinsipnya semua doa di dengar dan di kabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala’,hanya saja selama doa kita tidak mengandung yang tercela terlebih mermuara pada dosa.
 
Dalam Hadits Qudsi  Allah Subhanahu wa Ta’ala.Berfirman :

“AKU bergantung sesuai prasangka seorang hamba-Ku,ketika dia berdoa ,apabila dia bersangka baik kepada-Ku maka AKU bersangka baik kepadanya,apabila dia berperasangka buruk kepada-Ku maka AKUpun berperasangka buruk kepadanya.”(H.R.Bukhari).

Sebagai muslim yang punya kualitas keimanan yang tangguh tentunya kita  mengedapankan baik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala’, karena apapun dialaminya adalah senantiasa optimis penuh sabar,ikhlas dan ridha apa yang terjadi pada dirinya.Dan selalu berpijak dan yakin bahwa doa akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hikmah yang terkandung di bulan ramadhan, karena juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam laitul qadar, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan pahala yang berlipat ganda untuk setiap amal shaleh yang kita kerjakan ketimbang dengan bulan-bulan yang lain. Disamping itu juga disediakan salah satu pintu masuk menuju surga yang tidak dilalui oleh siapapun kecuali para ahli shaum.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al Quran pada Lailatul Qadar. Apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik nilainya dari seribu bulan” (QS Al Qadar : 1-3).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  Bersabda:

“Dari Sahal bin Sa’ad Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  Bersabda “Sesungguhnya di surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan; masuk dari pintu tersebut ahli shaum/puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli shaum, lalu diserukan “Manakah para ahli shaum?’, maka berdirilah para ahli shaum dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli shaum, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu surga tersebut segera tertutup, dan tak ada satupun yang diperbolehkan masuk setelah mereka .”(H.R. Bukhari Muslim).

Makna dari ayat (Q.S Al Qadar : 1-3) diatas  adalah Al Quran pertama kali turun kebumi pada malam laitul qadar tepatnya 17 ramdahan  yang merupakan  petunjuk bagi umat manusia ,menuntun dan mengantarkan untuk meraih kesempurnaan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, pembeda mana yang haq dan mana yang bathil,memberikan penjelasan tentang mana yang halal dan mana yang haram, juga tentang berbagai hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dari sekian banyak hikmah yang terkandung di bulan ramadhan ini, juga  disebut bulan taubat penuh ampunan, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengilhami manusia jalan yang baik dan buruk, tidak jarang dalam perjalanan hidup seorang manusia terjatuh dan tergelincir melakukan perbuatan dosa dan kemaksiatan,baik yang berhubungan langsung dengan Allah Subhanahu wa Tala’a seperti melalaikan shalat,enggan berzakat,demikian juga dosa yang berhubungan langsung dengan sesama manusia.

Oleh karena itu di bulan yang penuh ampunan ini dengan tekad kuat meninggalkan dosa dan kebiasaan-kebiasan buruk, segera bertaubat secara benar dari segala dosa dan kesalahan,khilaf  yang  pernah kita lakukan,  Inilah keistimewaan ramadhan diampuninya segala dosa-dosa kita oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala 

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (Q.S. An Nur : 31)


~.::*Sahabat saudaraku fillah  yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Bismillah mari kita tingkatkan amalan-amalan Istimewa pada bulan Ramadhan ini,dengan menggiatkan segala amal Kebaikan kita.
Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,Yang benar  haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa Ta’ala . Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin.
Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.
~.::*SaLam Santun Erat  SiLaturrahim dan Ukhuwah Fillah*::.~

Jumat, 30 Maret 2012




(`'•.¸ Kiat Menggapai Derajat Taqwa ¸.•'´)

*• ♥.*•.¸¸¸ '❀❀ *•.¸¸¸

Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

*• ♥.*•.¸¸¸ '❀❀ *•.¸¸¸

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
                
“ Sesungguhnya orang yang paling Mulia diantara kalian disis ALLAH,ialah orang yang paling Bertaqwa,Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui,Maha Teliti”. (QS. Al Hujurat  : 13).

Ayat diatas terselip diantara ayat, yang menjelaskan tentang taqwa,tiada lain mengandung suatu maksud dan makna, sekaligus memotivasi kita, agar  berlomba-lomba meraih derajat yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu    Bertqwa.

Taqwa merupakan kata yang ringkas,simple ucapannya, meski demikian sarat pengertian dan mengandung banyak makna di dalamnya. Kata yang sederhana untuk mengartikan kata taqwa, adalah mengandung suruhan untuk taat dan patuh, melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,yang tertuang dalam Al Quran dan Al Hadits.

Mengurai masalah larangan dan perintah Allah Subhanhu wa Ta’ala, banyak sekali macam ragamnya, dan meliputi semua unsur kebaikan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Anjuran bertaqwa ini sendiri wajib dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim, dimanapun tempat dan masa, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, selalu menyertai hamba-hamba-Nya dimanapun berada.

Allah Subhanahu  wa Ta’ala Maha Mengetahui, dan Maha Teliti terhadap apa saja yang dilakukan dan dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya,baik niat,ucapan,perbuatan,tingkah laku,dan segala akatifitas manusia, tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha adil,tidak satupun manusia akan dizalimi-Nya, dan semua manusia akan diberi imbalan dan sanksi sesuai dengan apa yang dilakukan dan dikerjakan masing-masing.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
                       
“ Barangsiapa yang Mengerjakan KEBAIAKAN seberat zarrah,Niscaya dia kan melihat Balasannya.Dan Barangsiapa yang Mengerjakan KEJAHATAN seberat zarrah,Niscaya dia akan melihat Balasannya.” (QS. Al Zalzalah  :7-8).

Berdasarkan uraian ayat diatas dapat kita pahami,bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan memberi balasan terhadap apa saja, yang dikerjakan oleh manusia selama hidup di dunia. Zarrah dalam ayat diatas para ahli tafsir,ada yang memberi pengertian bahwa “zarrah” adalah sejenis atom yang paling terkecil.

Wujud taqwa yang hakiki sebagai cerminan nyata,dari keimanan setiap muslim terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai pencipta dan pengatur kehidupan, adalah dengan menerapkan tuntunan-tuntunan  dan ajaran Islam, yang berpedoman kepada Al Quran dan As Sunnah dalam setiap lini kehidupannya,untuk melaksanakan seluruh perintah dan mejauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu sebagai muslim tentunya menyadari, bahwa segala amal perbuatan kita  itu senantiasa dicatat oleh malaikat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menugaskan Malaikat Raqib sebagai pencatat amal baik, dan Malaikat Atid sebagai pencatat amal buruk,sekecil apapun amal kita senantiasa dicatat tanpa terlewatkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
                       
“ Tidak ada suatu Kata yang diucapkannya, Melainkan ada didekatnya Malaikat pengawas  yang selalu siap Mencatat..(Raqiibun’Atid).” (QS. Qaf : 18).

Tidak ada satupun manusia yang dapat mengelak,dari kitab catatan amalnya tentang apa saja yang dilakukan dan dikerjakannya,selama hidup didunia,karena Malaikat Raqib dan Malaikat Atid senantiasa mencatat sekecil apapun amal perbuatan tanpa terlewatkan.

Ada beberapa kiat dan hal yang perlu diperhatikan, agar setiap muslim bisa menggapai derajat taqwa , diataranya yaitu :’Pertama berusaha menjaga dan memelihara shalat, baik shalat fardhu maupun shalat-shalat sunnat lainnya.

Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menempatkan Ibadah Shalat mempunyai kedudukan yang paling tinggi, diantara ibadah-ibadah lainnya, dan shalat adalah amal ibadah yang pertama kali dihisab kelak,disamping itu shalat berfungsi mencegah perbuatan yang keji dan mungkar.

Kiat yang kedua agar setiap muslim bisa menggapai derajat  taqwa,yaitu berusaha menunaikan rukun-rukun iman,dan rukun-rukun islam dengan baik dan benar, termasuk mengeluarkan zakat,infaq,sedekah kepada yang berhak menerimanya,melaksanakan shaum fardhu bila ramadhan tiba,dan menggiatkan shaum-shaum sunnat lainnya,sebagaimana yang telah di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Berdasarkan uraian sederhana diatas,jadi jelaslah taqwa adalah merupakan satu-satunya, yang menjembatani manusia untuk menuju Kebaiakan, karena siapapun yang bertaqwa, akan selamat menempuh perjalanan hidupnya, baik di dunia terlebih di negeri akhirat kelak.

Sahabat-saudaraku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat  buat kita semua,’ Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahum Aamiin.


(¯`v´¯) ♥♥°˜¨•
`•.¸.•´ ♥♥
¸.•´... ¸.•´¨) ¸.•*¨)** *
.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥ ♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.
.♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥
¸.••. ¸.••.❀❀.•.¸

*¸.•´... ¸.•´¨) ¸.•*¨)** *

SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH
♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.

Kamis, 29 Maret 2012


Jadilah  Mukmin Yang Kuat


.¸.••. .❀❀.••.¸✿ ✿¸.•.

Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥
.¸.••. .❀❀.••.¸✿ ✿¸.•.

Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa, kebaikan dunia meliputi seluruh kebaikan yang ada didalamnya,termasuk ketaatan,rezeki,kesehatan, shalat,ibadah, dijauhkan dari kesengsaraan dan celaka dunia.Kebaikan akhirat meliputi segala kebaikan yang ada didalamnya, termasuk Surga, naungan  di hari akhirat dan perlindungan siksaan dari api neraka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Islam menganjurkan dan  mengajarkan kita umatnya,bahwa mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketimbang mukmin yang lemah. Kuat bisa diartikan secara luas dan bermacam-macam, kuat iman,kuat ibadah,kuat menahan amarah,kuat sabar,kuat ekonomi,kuat jasmani,dan lain-lain. 

Kuat secara sendiri-sendiri maupun kuat secara bersama-sama.Kekuatan yang ada dalam diri pada seorang mukmin semua diperuntukkan untuk semata-mata beribadah dan untuk kepentingan kebaikan dunia dan kebaikan negeri akhirat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda  :

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu’Berkata bahwa’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda  :”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di cintai ALLAH, dari pada mukmin yang lemah,dan pada masing-masing mempunyai kebaikan. Jagalah apa yang bisa memberimu manfaat, dan janganlah lemah. Jika sesuatu menimpamu janganlah mengatakan”Seandainya aku berbuat demikian pasti demikian,” Tapi katakanlah’ ALLAH telah mentaqdirkan-Nya apa yang dikehendaki-Nya akan tejadi,Karena sesungguhnya kata-kata “Seandainya” adalah membuka celah untuk pekerjaan syaithan.” (HR. Muslim).     

Hadist shahih diatas sangat jelas diterangkan bahwa setiap mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.Demikian juga ketika seorang mukmin didera musibah dan cobaan dari segala hal, tidaklah mengatakan seadainya berbuat begini  maka harus  demikian,tapi justru mengatakan bahwa seorang mukmin belum mencapai hakikat iman, sebelum ia meyakini bahwa apa yang menimpanya sudah tertulis dan sudah ditaqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan apa yang bukan taqdir-Nya tak akan menimpanya.

Keyakinan dan keteguhan tersebut akan melahirkan dan menjadikan hidup tenang,ridha penuh ikhlas menerima kenyataan hidup,dan senantiasa berharap dan memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, diatas mejadi pedoman dan dorongan buat kita kaum muslimin, untuk senantiasa optimis dalam bekerja, serta tabah mengahadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam perjalan kehidupan. Hadits ini mengandung tiga macam dorongan dan optimisme dan dua macam larangan yaitu :

a.Pertama memaknai iman sebagai pusat kebahagiaan,  di dunia dan di akhirat manakalah diikuti dengan amal shaleh.Tdak bisa dipungkiri bahwa tingkat  keimanan ini pada setiap muslim berbeda-beda, ada yang kuat dan terkadang ada yang turun naik dan lemah.

Muslim yang kuat imannya sangat terdorong, dan selalu  bersemangat  mengerjakan amal shaleh sebanyak-banyaknya.Tidak ada rasa takut terhadap berbagai rintangan,dalam mengajak kebaikan, sabar dalam melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala,serta taat menjauhi larangan-Nya.

Namun muslim yang lemah imannya selalu cendrung lalai dan lengah beramal shaleh.Apa yang dikerjakan oleh masing-masingnya semua mengandung kebaikan, namun muslim yang kuat imannya  selalu menyuburkan imannya dengan amal shaleh sehingga  Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat mencintai-Nya.

b.Makna kedua memberi dorongan kepada kita, bahwa setiap muslim jangan sampai melalaikan dan mengosongkan waktu,sehingga  waktu itu berjalan tanpa meninggalkan bekas kecuali ketuaan belaka. Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’Menganjurkan kita  mengisi waktu dengan kegiatan, yang membawa manfaat  baik bermanfaat didunia terlebih membawa manfaat di akhirat kelak. Memanfaatkan  waktu  bisa diisi dengan kegiatan mencari ilmu,harta yang halal,menyantuni anak yatim piatu,tadarus Al Quran dll.

c. Makna ketiga memberi dorongan kepada kita, bahwa dalam menghadapi segala usaha  dan rencana hendaklah memohon pertolongan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena yang menentukan dan memutuskan segala sesuatu itu,semua atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala :   

Allah Subhanahu wa Ta’ala  Berfirman :

“Dan Rabb-Mu Berfirman” Berdoalah  kepada-KU,Niscaya  AKU perkenankan doamu itu”(Q.S. Al Mukmin : 60).

 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda  :

“Apabila kamu minta pertolongan, Maka mintalah pertolongan kepada ALLAH. Dan ketahuilah seadainya suatu ummat berkumpul untuk mencari manfaat bagimu, niscaya mereka tidak dapat memberi manfaat kecuali yang dicatat oleh ALLAH untukmu, dan seadainya suatu ummat berkumpul untuk menimpakan suatu madlarat bagimu, nisaya mereka tidak akan dapat menimpakan suatu madlarat kepadamu kecuali apa yang telah ALLAH catat atasmu.”.(HR. At Tirmidzi)

d. Makna keempat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,’Melarang kita lemah dalam, mencapai cita-cita, namun hendaknya kita selalu optimis dalam usaha kita. Penuh iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar  apa yang dicita-citakan tercapai,tentunya disertai ikhtiar dan tidak berdiam diri tanpa melakukan aktfitas.

e. Makna yang kelima kandungan Hadist shahih diatas, apabila kita ditimpa suatu hal yang tidak menyenangkan dan tidak berkenan dalam diri kita.   Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’Melarang kita untuk mengucapkan kata (seadainya atau mengandai), karena kata-kata semacam ini akan  memberi peluang dan membuka pintu pekerjaan syaithan.

Terlebih kata-kata ini seolah-olah kita dapat menghidarkan diri dari ketentuan dan taqdir dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.   Justru kita mengatakan dengan penuh iman yang kuat bahwa apa yang menimpa sesungguhnya  sudah tertulis dan sudah ditaqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan apa yang bukan taqdir-Nya tak akan menimpanya.Meyakini bahwa rentetan kejadian bencana atau musibah telah  digariskan dan tersusun dalam rencana Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala,berfirman..

“Tiada suatu Musibah pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami (ALLAH) menciptakannya.Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi ALLAH”.(Q.S. Al Hadid : 2) 

Untuk mengahadapi sesuatu yang akan datang, tentunya kita persiapkan sepenuhnya, dan hendaklah mengambil Ibrah (pelajaran) dari apa yang kita alami pada waktu yang telah dilalui, jangan sampai kita terperosok dua kali dalam satu lobang masalah yang sama.    

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,Bersabda :

“Seorang muslim yang ditimpa oleh keresahan dan kesusahan,oleh keletihan dan kesakitan,oleh kesedihan dan gangguan, sekalipun gangguan itu hanya berupa duri yang mengenainya,maka ALLAH menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya”.(H.R. Bukhari).

Dari keseluruhan uraian diatas, menganjurkan kita agar setiap muslim senantiasa meningkatkan keimanan setiap saat ,tidak berhenti berusaha, selalu iktiar maksimal dalam amar maruf nahi mungkar,sabar dalam segala hal, setiap harapan dan cita-cita semua disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.   

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin…

`•.¸.•´ ♥♥
¸.•´... ¸.•´¨) ¸.•*¨)** *
.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥ ♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.
.♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥
¸.••. ¸.••.❀❀.•.¸


SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH
♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.

Kamis, 05 Januari 2012


 Pribadi Muslim Menurut Al Quran dan Sunnah

Bismillahirrahmanirrahiim..

Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

❀❀.• ¸.•'´) ¸.•'´) •.¸¸¸¸.•*¨*•¸¸.♥♥

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Sebagai Rahmatan Lil Alamin,Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagai rahmat bagi manusia.Meyelamatkan mereka dari kesesatan yang akan menjerumuskan ke dalam neraka,Menuntun mereka ke jalan Hidayah yang akan mengantarkan mereka ke Surga,jalan menunju surga adalah jalan yang jelas dan mudah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan batasan-batasannya dan mewajibkan adab-adabnya,barangsiapa berkomitmen dan berpegang teguh dengannya,akan diantarkan kepada tujuan,akan tetapi barangsiapa yang melampaui batas dan menyalahinya,akan dicampakkan ke dalam neraka,,Naudzubillah.”Sesunguhnya apa yang telah ditetapkan dan diwajibkan Allah Subhanahu wa Ta’ala,ada batas kemampuan manusia.Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesesusahan bagi hamba-Nya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, dipilh oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai utusan-Nya,pembawa berita dan pemberi peringatan yang tertuang dalam Al-Qur’an.Wahyu  Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang disertai petunjuk pelaksanaanya yang berupa Sunnah yang shahih,Sunnah adalah aplikasi perbuatan dalam tataran kehidupan sehari-hari yang di contohkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

Al-Qur’an dan Sunnah adalah dua pusaka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  yang harus selalu dirujuk setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan Sunnah adalah pribadi yang shaleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Persepsi atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah-nya saja.

Padahal, itu hanyalah salah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Bila disederhanakan,  ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim yaitu :

1.Salimul Aqidah (Aqidah yang Bersih)

Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya.

Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An’aam : 162).

Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.

2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)

Shahihul Ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam   yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda:

“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.

“Shalat itu merupakan tiang Agama,barangsiapa yang mendirikannya,maka ia telah mendirikan Agama,Dan barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia telah meruntuhkan Agama.”(H.R. Baihaqi)

Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam   yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq (Akhlaq yang Kokoh)

Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala  maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlaq yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diutus untuk memperbaiki akhlaq dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaqnya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala  di dalam Al Qur’an.

Allah Subhanahu wa Ta’ala  Berfirman :
:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlaq yang agung” (QS. Al-Qalam : 4 ).

4. Qawiyyul Jismi (Kekuatan Jasmani)

Qawiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, shaum/puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala   dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.

Karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)

5. Mutsaqqaful Fikri (Intelek dalam Berfikir)

Mutsaqqaful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah fatanah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang menyemangati manusia untuk berfikir,

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah : 219).

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

 Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar : 9).

6. Mujahadatul Linafsihi (Berjuang melawan Hawa Nafsu)

Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan.

Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)

7. Harishun Ala Waqtihi (Pandai menjaga Waktu)

Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala  banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala  memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam  adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni “

“Waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin”.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Teratur dalam suatu Urusan)

Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga,  Allah Subhanahu wa Ta’ala  menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam menunaikan tugas-tugas.

9. Qadirun Alal Kasbi (Memiliki Kemampuan Usaha Sendiri/Mandiri)

Qadirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.

Karena, pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umrah, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rezeki yang telah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau keterampilan.

10. Nafi’un Lighairihi (Bermanfaat bagi Orang Lain)
Nafi’un lighairihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.

Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini,

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

 “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir)

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanau wa Ta’ala,Mudah-mudahan manfaat  buat kita semua, yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  pula Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kepada kita semua pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin. .



(¯`v´¯) ♥♥°˜¨•
`•.¸.•´ ♥♥
¸.•´... ¸.•´¨) ¸.•*¨)** *
.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥ ♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.
(⁀‵⁀) ..••.¸ .Salam Santun Erat  Silaturahmi
`
´¸.•°*”˜˜”*°•         &   Ukhuwah Fillah ALL
..¸.•°*”˜˜”*°•.
/˚ •* ˚˚ ˛* °.
/*˛˚ •˚ *
/ \ ˚.
.¸.•. ..¸.•.
°•˚◦♥◦˚•°¸.••. ¸.••.❀❀.•.¸