Jumat, 30 Maret 2012




(`'•.¸ Kiat Menggapai Derajat Taqwa ¸.•'´)

*• ♥.*•.¸¸¸ '❀❀ *•.¸¸¸

Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

*• ♥.*•.¸¸¸ '❀❀ *•.¸¸¸

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
                
“ Sesungguhnya orang yang paling Mulia diantara kalian disis ALLAH,ialah orang yang paling Bertaqwa,Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui,Maha Teliti”. (QS. Al Hujurat  : 13).

Ayat diatas terselip diantara ayat, yang menjelaskan tentang taqwa,tiada lain mengandung suatu maksud dan makna, sekaligus memotivasi kita, agar  berlomba-lomba meraih derajat yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu    Bertqwa.

Taqwa merupakan kata yang ringkas,simple ucapannya, meski demikian sarat pengertian dan mengandung banyak makna di dalamnya. Kata yang sederhana untuk mengartikan kata taqwa, adalah mengandung suruhan untuk taat dan patuh, melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,yang tertuang dalam Al Quran dan Al Hadits.

Mengurai masalah larangan dan perintah Allah Subhanhu wa Ta’ala, banyak sekali macam ragamnya, dan meliputi semua unsur kebaikan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Anjuran bertaqwa ini sendiri wajib dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim, dimanapun tempat dan masa, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, selalu menyertai hamba-hamba-Nya dimanapun berada.

Allah Subhanahu  wa Ta’ala Maha Mengetahui, dan Maha Teliti terhadap apa saja yang dilakukan dan dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya,baik niat,ucapan,perbuatan,tingkah laku,dan segala akatifitas manusia, tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha adil,tidak satupun manusia akan dizalimi-Nya, dan semua manusia akan diberi imbalan dan sanksi sesuai dengan apa yang dilakukan dan dikerjakan masing-masing.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
                       
“ Barangsiapa yang Mengerjakan KEBAIAKAN seberat zarrah,Niscaya dia kan melihat Balasannya.Dan Barangsiapa yang Mengerjakan KEJAHATAN seberat zarrah,Niscaya dia akan melihat Balasannya.” (QS. Al Zalzalah  :7-8).

Berdasarkan uraian ayat diatas dapat kita pahami,bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan memberi balasan terhadap apa saja, yang dikerjakan oleh manusia selama hidup di dunia. Zarrah dalam ayat diatas para ahli tafsir,ada yang memberi pengertian bahwa “zarrah” adalah sejenis atom yang paling terkecil.

Wujud taqwa yang hakiki sebagai cerminan nyata,dari keimanan setiap muslim terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai pencipta dan pengatur kehidupan, adalah dengan menerapkan tuntunan-tuntunan  dan ajaran Islam, yang berpedoman kepada Al Quran dan As Sunnah dalam setiap lini kehidupannya,untuk melaksanakan seluruh perintah dan mejauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu sebagai muslim tentunya menyadari, bahwa segala amal perbuatan kita  itu senantiasa dicatat oleh malaikat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menugaskan Malaikat Raqib sebagai pencatat amal baik, dan Malaikat Atid sebagai pencatat amal buruk,sekecil apapun amal kita senantiasa dicatat tanpa terlewatkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
                       
“ Tidak ada suatu Kata yang diucapkannya, Melainkan ada didekatnya Malaikat pengawas  yang selalu siap Mencatat..(Raqiibun’Atid).” (QS. Qaf : 18).

Tidak ada satupun manusia yang dapat mengelak,dari kitab catatan amalnya tentang apa saja yang dilakukan dan dikerjakannya,selama hidup didunia,karena Malaikat Raqib dan Malaikat Atid senantiasa mencatat sekecil apapun amal perbuatan tanpa terlewatkan.

Ada beberapa kiat dan hal yang perlu diperhatikan, agar setiap muslim bisa menggapai derajat taqwa , diataranya yaitu :’Pertama berusaha menjaga dan memelihara shalat, baik shalat fardhu maupun shalat-shalat sunnat lainnya.

Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menempatkan Ibadah Shalat mempunyai kedudukan yang paling tinggi, diantara ibadah-ibadah lainnya, dan shalat adalah amal ibadah yang pertama kali dihisab kelak,disamping itu shalat berfungsi mencegah perbuatan yang keji dan mungkar.

Kiat yang kedua agar setiap muslim bisa menggapai derajat  taqwa,yaitu berusaha menunaikan rukun-rukun iman,dan rukun-rukun islam dengan baik dan benar, termasuk mengeluarkan zakat,infaq,sedekah kepada yang berhak menerimanya,melaksanakan shaum fardhu bila ramadhan tiba,dan menggiatkan shaum-shaum sunnat lainnya,sebagaimana yang telah di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Berdasarkan uraian sederhana diatas,jadi jelaslah taqwa adalah merupakan satu-satunya, yang menjembatani manusia untuk menuju Kebaiakan, karena siapapun yang bertaqwa, akan selamat menempuh perjalanan hidupnya, baik di dunia terlebih di negeri akhirat kelak.

Sahabat-saudaraku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat  buat kita semua,’ Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahum Aamiin.


(¯`v´¯) ♥♥°˜¨•
`•.¸.•´ ♥♥
¸.•´... ¸.•´¨) ¸.•*¨)** *
.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥ ♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.
.♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥
¸.••. ¸.••.❀❀.•.¸

*¸.•´... ¸.•´¨) ¸.•*¨)** *

SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH
♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.

Kamis, 29 Maret 2012


Jadilah  Mukmin Yang Kuat


.¸.••. .❀❀.••.¸✿ ✿¸.•.

Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥
.¸.••. .❀❀.••.¸✿ ✿¸.•.

Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa, kebaikan dunia meliputi seluruh kebaikan yang ada didalamnya,termasuk ketaatan,rezeki,kesehatan, shalat,ibadah, dijauhkan dari kesengsaraan dan celaka dunia.Kebaikan akhirat meliputi segala kebaikan yang ada didalamnya, termasuk Surga, naungan  di hari akhirat dan perlindungan siksaan dari api neraka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Islam menganjurkan dan  mengajarkan kita umatnya,bahwa mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketimbang mukmin yang lemah. Kuat bisa diartikan secara luas dan bermacam-macam, kuat iman,kuat ibadah,kuat menahan amarah,kuat sabar,kuat ekonomi,kuat jasmani,dan lain-lain. 

Kuat secara sendiri-sendiri maupun kuat secara bersama-sama.Kekuatan yang ada dalam diri pada seorang mukmin semua diperuntukkan untuk semata-mata beribadah dan untuk kepentingan kebaikan dunia dan kebaikan negeri akhirat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda  :

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu’Berkata bahwa’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda  :”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di cintai ALLAH, dari pada mukmin yang lemah,dan pada masing-masing mempunyai kebaikan. Jagalah apa yang bisa memberimu manfaat, dan janganlah lemah. Jika sesuatu menimpamu janganlah mengatakan”Seandainya aku berbuat demikian pasti demikian,” Tapi katakanlah’ ALLAH telah mentaqdirkan-Nya apa yang dikehendaki-Nya akan tejadi,Karena sesungguhnya kata-kata “Seandainya” adalah membuka celah untuk pekerjaan syaithan.” (HR. Muslim).     

Hadist shahih diatas sangat jelas diterangkan bahwa setiap mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.Demikian juga ketika seorang mukmin didera musibah dan cobaan dari segala hal, tidaklah mengatakan seadainya berbuat begini  maka harus  demikian,tapi justru mengatakan bahwa seorang mukmin belum mencapai hakikat iman, sebelum ia meyakini bahwa apa yang menimpanya sudah tertulis dan sudah ditaqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan apa yang bukan taqdir-Nya tak akan menimpanya.

Keyakinan dan keteguhan tersebut akan melahirkan dan menjadikan hidup tenang,ridha penuh ikhlas menerima kenyataan hidup,dan senantiasa berharap dan memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, diatas mejadi pedoman dan dorongan buat kita kaum muslimin, untuk senantiasa optimis dalam bekerja, serta tabah mengahadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam perjalan kehidupan. Hadits ini mengandung tiga macam dorongan dan optimisme dan dua macam larangan yaitu :

a.Pertama memaknai iman sebagai pusat kebahagiaan,  di dunia dan di akhirat manakalah diikuti dengan amal shaleh.Tdak bisa dipungkiri bahwa tingkat  keimanan ini pada setiap muslim berbeda-beda, ada yang kuat dan terkadang ada yang turun naik dan lemah.

Muslim yang kuat imannya sangat terdorong, dan selalu  bersemangat  mengerjakan amal shaleh sebanyak-banyaknya.Tidak ada rasa takut terhadap berbagai rintangan,dalam mengajak kebaikan, sabar dalam melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala,serta taat menjauhi larangan-Nya.

Namun muslim yang lemah imannya selalu cendrung lalai dan lengah beramal shaleh.Apa yang dikerjakan oleh masing-masingnya semua mengandung kebaikan, namun muslim yang kuat imannya  selalu menyuburkan imannya dengan amal shaleh sehingga  Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat mencintai-Nya.

b.Makna kedua memberi dorongan kepada kita, bahwa setiap muslim jangan sampai melalaikan dan mengosongkan waktu,sehingga  waktu itu berjalan tanpa meninggalkan bekas kecuali ketuaan belaka. Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’Menganjurkan kita  mengisi waktu dengan kegiatan, yang membawa manfaat  baik bermanfaat didunia terlebih membawa manfaat di akhirat kelak. Memanfaatkan  waktu  bisa diisi dengan kegiatan mencari ilmu,harta yang halal,menyantuni anak yatim piatu,tadarus Al Quran dll.

c. Makna ketiga memberi dorongan kepada kita, bahwa dalam menghadapi segala usaha  dan rencana hendaklah memohon pertolongan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena yang menentukan dan memutuskan segala sesuatu itu,semua atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala :   

Allah Subhanahu wa Ta’ala  Berfirman :

“Dan Rabb-Mu Berfirman” Berdoalah  kepada-KU,Niscaya  AKU perkenankan doamu itu”(Q.S. Al Mukmin : 60).

 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda  :

“Apabila kamu minta pertolongan, Maka mintalah pertolongan kepada ALLAH. Dan ketahuilah seadainya suatu ummat berkumpul untuk mencari manfaat bagimu, niscaya mereka tidak dapat memberi manfaat kecuali yang dicatat oleh ALLAH untukmu, dan seadainya suatu ummat berkumpul untuk menimpakan suatu madlarat bagimu, nisaya mereka tidak akan dapat menimpakan suatu madlarat kepadamu kecuali apa yang telah ALLAH catat atasmu.”.(HR. At Tirmidzi)

d. Makna keempat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,’Melarang kita lemah dalam, mencapai cita-cita, namun hendaknya kita selalu optimis dalam usaha kita. Penuh iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar  apa yang dicita-citakan tercapai,tentunya disertai ikhtiar dan tidak berdiam diri tanpa melakukan aktfitas.

e. Makna yang kelima kandungan Hadist shahih diatas, apabila kita ditimpa suatu hal yang tidak menyenangkan dan tidak berkenan dalam diri kita.   Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’Melarang kita untuk mengucapkan kata (seadainya atau mengandai), karena kata-kata semacam ini akan  memberi peluang dan membuka pintu pekerjaan syaithan.

Terlebih kata-kata ini seolah-olah kita dapat menghidarkan diri dari ketentuan dan taqdir dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.   Justru kita mengatakan dengan penuh iman yang kuat bahwa apa yang menimpa sesungguhnya  sudah tertulis dan sudah ditaqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan apa yang bukan taqdir-Nya tak akan menimpanya.Meyakini bahwa rentetan kejadian bencana atau musibah telah  digariskan dan tersusun dalam rencana Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala,berfirman..

“Tiada suatu Musibah pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami (ALLAH) menciptakannya.Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi ALLAH”.(Q.S. Al Hadid : 2) 

Untuk mengahadapi sesuatu yang akan datang, tentunya kita persiapkan sepenuhnya, dan hendaklah mengambil Ibrah (pelajaran) dari apa yang kita alami pada waktu yang telah dilalui, jangan sampai kita terperosok dua kali dalam satu lobang masalah yang sama.    

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,Bersabda :

“Seorang muslim yang ditimpa oleh keresahan dan kesusahan,oleh keletihan dan kesakitan,oleh kesedihan dan gangguan, sekalipun gangguan itu hanya berupa duri yang mengenainya,maka ALLAH menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya”.(H.R. Bukhari).

Dari keseluruhan uraian diatas, menganjurkan kita agar setiap muslim senantiasa meningkatkan keimanan setiap saat ,tidak berhenti berusaha, selalu iktiar maksimal dalam amar maruf nahi mungkar,sabar dalam segala hal, setiap harapan dan cita-cita semua disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.   

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin…

`•.¸.•´ ♥♥
¸.•´... ¸.•´¨) ¸.•*¨)** *
.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥ ♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.
.♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥
¸.••. ¸.••.❀❀.•.¸


SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH
♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.♥♥♥♥˚•. (`'•.¸♥♥ ¸.•'´) .• ˚.